Uncategorized
Perbedaan Antara Rasio Lancar dan Rasio Cepat
Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio yang digunakan oleh entitas perusahaan untuk menguji kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek, yaitu dalam waktu satu tahun.
Sebaliknya, rasio cepat (quick ratio) adalah ukuran efisiensi perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya saat ini, dengan aset cepatnya, yaitu aset yang mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
Rasio mengacu pada ekspresi aritmatika, mewakili proporsi satu hal terhadap yang lain. Rasio keuangan menunjukkan hubungan antara dua item akuntansi. Ini digunakan untuk menunjukkan kesehatan dan posisi keuangan, kapasitas penghasilan dan efisiensi operasi yang menjadi perhatian.
Ada sejumlah rasio akuntansi, yang diklasifikasikan dalam berbagai kategori, seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas. Pada artikel ini, kita akan membedakan dua jenis rasio likuiditas, yaitu rasio lancar dan rasio cepat.
Tabel Perbandingan
Dasar Perbandingan |
Rasio Lancar |
Rasio Cepat |
---|---|---|
Pengertian |
Rasio Lancar mengacu pada proporsi aset lancar terhadap kewajiban lancar. |
Rasio Cepat mengacu pada proporsi aset yang sangat likuid dengan kewajiban lancar. |
Menguji |
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. |
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas yang mendesak. |
Rasio ideal |
2 : 1 |
1 : 1 |
Indikasi |
Jumlah aset lancar yang tersedia dengan perusahaan, untuk membayar kewajiban lancar. |
Kapasitas pembayaran hutang instan perusahaan. |
Definisi Rasio Lancar
Rasio Lancar (Current Ratio) adalah ukuran efisiensi perusahaan dalam menutupi hutang dan hutangnya dengan aset lancarnya, yang akan jatuh tempo pembayaran, dalam jangka waktu satu tahun. Rasio lancar yang lebih tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Ini dihitung sebagai rasio aset lancar dengan kewajiban lancar.
Dalam Neraca suatu perusahaan, aset lancar menunjukkan nilai semua aset jangka pendek yang dapat dikonversi menjadi uang tunai atau dikonsumsi dalam jangka waktu satu tahun. Di sisi lain, kewajiban lancar merupakan hutang dan kewajiban perusahaan, yang jatuh tempo untuk pembayaran dalam satu tahun. Rasio lancar dapat dihitung dengan cara ini:
Rumus:
- Aset Lancar = Persediaan + Debitur Bermacam-macam + Uang Tunai + Deposito Bank + Piutang Usaha + Pinjaman dan Uang Muka (Jangka Pendek) + Investasi Sekali Pakai + Biaya Dibayar Di Muka + Aktiva Lancar Lainnya
- Kewajiban Lancar = Kreditur + Kredit Tunai + Overdraft + Beban Terutang + Pinjaman Jangka Pendek + Usulan Dividen + Dividen yang Belum Diklaim + Uang Muka dari Pelanggan + Penyisihan Pajak + Kewajiban Lancar Lainnya
Rasio lancar yang umum diterima adalah 2:1, sedangkan rasio lancar yang ideal menurut Bank adalah 1,33:1. Namun demikian, rasio antara 1,33 banding 3 dianggap baik, tergantung pada sifat bisnis dan jenis aset dan kewajiban lancar.
Selanjutnya, ketika rasio lancar < 1, yaitu kewajiban lancar lebih besar dari aset lancar, maka ini menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi krisis likuiditas dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dan mungkin harus mengumpulkan dana tambahan untuk melunasinya. Faktanya, perusahaan mungkin harus mengambil alih aset jangka panjangnya untuk memenuhi kewajiban lancar.
Sebaliknya, jika rasio lancar jika > 1 yaitu aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar, maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio lancar > 3 adalah tanda efisiensi dana yang tidak digunakan, artinya dana tersebut tetap menganggur atau terkunci di bank, persediaan atau piutang.
Definisi Rasio Cepat
Rasio cepat (Quick ratio) menggambarkan posisi likuiditas perusahaan, yaitu seberapa cepat perusahaan mampu memenuhi kebutuhan kasnya yang mendesak. Ini juga disebut rasio cairan atau rasio uji asam. Ini menentukan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset cepat atau mengatakan aset likuid dalam melunasi kewajiban lancar segera.
Aset cepat mengacu pada aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu 3 bulan, yaitu 90 hari. Oleh karena itu, ini hanya mencakup aset lancar, yang dapat dengan mudah dan cepat dicairkan, seperti kas dan aset hampir tunai. Aset Cepat dapat dihitung dengan cara ini:
Rumus:
- Aset Cepat = Uang Tunai + Deposito Bank + Investasi Jangka Pendek + Piutang Usaha + Pinjaman dan uang muka jangka pendek. ATAU Aset Cepat = Aset Lancar – Persediaan – Biaya Dibayar Dimuka
- Kewajiban Lancar = Kreditur + Kredit Tunai + Overdraft + Beban Terutang + Pinjaman Jangka Pendek + Usulan Dividen + Dividen yang Belum Diklaim + Uang Muka dari Pelanggan + Penyisihan Pajak + Kewajiban Lancar Lainnya
Rasio cepat yang ideal adalah 1:1, yang mencerminkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah melunasi iurannya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu, jika rasio cepat < 1 yaitu kewajiban lancar lebih besar daripada aktiva cepat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Berlawanan dengan ini, ketika rasio cepat > 2.5, yaitu aset cepat lebih dari dua kali lipat kewajiban lancar, maka itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah melunasi iuran lancarnya, tetapi juga mengatakan bahwa dana jangka pendek perusahaan tidak digunakan. efisien dan karena itu mereka menganggur.
Perbedaan Kunci Antara Rasio Lancar dan Rasio Cepat
Perbedaan antara rasio lancar dan rasio cepat dapat ditarik dengan jelas dengan alasan berikut:
1. Rasio lancar, merupakan ukuran likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan, dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, rasio memeriksa likuiditas perusahaan secara lebih konservatif dibandingkan dengan rasio lancar, karena rasio ini mengidentifikasi apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya saat ini, hanya dengan bantuan aset cepat, yaitu aset lancar tidak termasuk persediaan dan pembayaran di muka.
2. Sementara rasio lancar menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan kas yang mendesak.
3. Idealnya, rasio lancar 2:1, dan rasio cepat 1:1 dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Namun, keduanya mungkin berbeda berdasarkan sifat bisnis, jenis aset lancar dan industri,
4. Rasio lancar mencerminkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan dana yang cukup untuk membayar kembali komitmen jangka pendeknya. Di sisi lain, rasio cepat merupakan indikator kemampuan membayar utang instan perusahaan.
Kesimpulan
Rasio likuiditas digunakan di seluruh dunia untuk memeriksa kesehatan keuangan, profitabilitas dan efisiensi operasi entitas. Perbedaan mendasar antara dua rasio likuiditas adalah bahwa rasio cepat memberi Anda gambaran yang lebih baik tentang seberapa baik perusahaan membayar kembali kewajiban jangka pendeknya tepat waktu, tanpa menggunakan pendapatan dari penjualan persediaan.