Uncategorized
Apa itu Tachometer Fotolistrik?
Tachometer yang menggunakan cahaya untuk mengukur kecepatan putaran poros atau piringan mesin dikenal sebagai tachometer fotolistrik. Disk buram dengan lubang di pinggirannya, sumber cahaya dan laser adalah bagian penting dari takometer fotolistrik.
Tachometer terdiri dari piringan buram yang dipasang pada poros yang kecepatannya perlu diukur. Disk terdiri dari lubang setara di sekitar pinggiran. Sumber cahaya ditempatkan di satu sisi disk dan sensor cahaya di sisi lain. Mereka sejalan satu sama lain.
Ketika disk memutar lubangnya, dan bagian buram muncul secara bergantian antara sumber cahaya dan sensor cahaya. Ketika lubang datang di garis sumber cahaya dan sensor cahaya, maka cahaya melewati lubang dan jatuh ke sensor. Oleh karena itu pulsa dihasilkan. Pulsa ini diukur melalui penghitung listrik.
Ketika bagian buram datang di garis sumber cahaya dan sensor, maka disk memblokir sumber cahaya, dan output menjadi nol. Produksi pulsa tergantung pada faktor berikut.
1. Jumlah lubang pada disk.
2. Kecepatan putaran piringan.
Lubang-lubangnya tetap, dan karenanya pembangkitan pulsa tergantung pada kecepatan rotasi disk. Penghitung elektronik digunakan untuk mengukur denyut nadi.
Keuntungan dari Tachometer Fotolistrik
- Tegangan keluaran digital diperoleh, dan karenanya tidak perlu konversi analog ke digital.
- Pulsa amplitudo konstan diperoleh yang menyederhanakan sirkuit elektronik.
Kekurangan Tachometer Fotolistrik
- Kehidupan sumber cahaya adalah sekitar 50.000 jam. Oleh karena itu sumber cahaya perlu diganti tepat waktu.
- Keakuratan metode ini tergantung pada kesalahan yang diwakili oleh unit pulsa. Kesalahan ini dapat diminimalkan dengan menggunakan periode gating. Periode gating berarti meter mengukur frekuensi dengan menghitung pulsa input.
Jumlah total pulsa yang dihasilkan pada satu putaran juga digunakan untuk meminimalkan kesalahan.